Minggu, 20 November 2011

RUANG LINGKUP AKHLAK TERPUJI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………. 1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. 2

BAB I   : PENDAHULUAN…………………………………………………........ 3

BAB II  : PEMBAHASAN……………………………………………………...... 4
               A. Pengertian Akhlak………………………………………………. ...... 4
               B. Ruang Lingkup Akhlak Islam……………………………………...... 6
               C. Sumber-sumber Akhlak…………………………………………....... 8
               D. Akhlak Seorang Muslim…………………………………………...... 9
               E. Akhlak Terpuji……………………………………………………..... 11

BAB III : PENUTUP/KESIMPULAN………………………………………….... 14

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. 15


KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan karunianyalah kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami ucapakan kepada guru pembimbing dan teman-teman sekalian yang telah memberikan dukungan dalam menyelesikan makalah ini.

            Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

            AMIN.....!


BAB  I            

PENDAHULUAN

Manusia adalah khalifah dimuka bumi, yang mendapat kepercayaan untuk mengelola dan memakmurkan bumi. Kepercayaan ini tidak diberikan kepada makhluk lainnya selain manusia.. Manusia yang mulia dihadapan Allah bukanlah manusia yang mempunyai kekayaan yang berlimpah, pangkat atau jabatan yang tinggi, ketampanan atau kecantikan yang menakjubkan, kekuatan atau kesaktian yang hebat.
Tetapi manusia yang mulia dihadapan Allah adalah manusia yang beriman dan bertaqwa yang dihiasi dengan akhlak al-karimah atau budi pekerti yang mulia. Untuk melahirkan sebuah genarasi yang beraklak al-karimah memang tidak gampang, karena memerlukan berbagai macam persiapan dan latihan yang tidak gampang. Islam sebagai agama yang mempunyai konsep paling hebat dan paling lengkap telah meletakkan dasar-dasar akhlak al-karimah yang berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Rasulullah SAW adalah sebagai contoh teladan yang paling pantas untuk diteladani, karena dalam sepanjang sejarah umat manusia tidak pernah ditemukan seorang yang lebih tinggi akhlaknya daripada Rasulullah SAW. Allahpun memujinya dalam kitabnya yang mulia.


BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Akhlak

Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendifinisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistik (kebahasaan) dan pendekatan terminilogi (istilah). Secara linguistik akhlak berasal dari kata bahasa Arab yaitu isim masdar dari kata yang berarti perangai, tabi’at, kelakuan, tingkah laku.
Tetapi ada yang mengatakan bahwa secara linguistik kata akhlak ada yang mengatakan isim jamidatau ghairu mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar katamelainkan kata tersebut sudah demikian adanya :

1.  Ada juga yang mengatakan kata akhlak jamak dari kata
yang berarti budi pekerti, perangai, tabi’at.

2. Kata mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan yang
berarti kejadian yang erat hubungannya dengan yang berarti pencipta,
demikian pula dengan yang berarti yang diciptakan.

3. Ahmad Amin mendefinisikan akhlak sebagaimana dikutif
A. Mustofa, “akhlak adalah kehendak yang dibiasakan, yakni suatu kehendak bila dibiasakan terhadap sesuatu, sehingga menjadi kebiasaan, maka itulah yang dinamakan akhlak”. Yang dimaksud dengan akhlak adalah Adat al-Iradah atau kehendak yangdibiasakan. Dengan kehendak itulah manusia melakukan suatu perbuatan,baik perbuatan bathin maupun lahir yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga menjadi bebiasaan. Sesuatu yang dibiasakan itulah yang dinamakan akhlak. Ibnu Miskawaih secara singkat mengemukakan sebagaimana dikutif

A. Mustofa bahwa, “akhlah adalah hal/sifat diri yang mendorong diri itu
untuk mengerjakan berbagai pekerjaan/perbuatan tanpa didahului oleh
pemikiran dan pertimbangan”

Keseluruhan definisi akhlak tersebut nampak tidak ada pertentangan
melainkan memiliki kemiripan antara satu dan yang lainnya, dan saling
melengkapi, dan di sini akhlak memiliki lima ciri, adalah sebagai berikut:

1. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa
seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.
2. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran.
3. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
4. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dikerjakan dengan sungguh-sungguh, bukan main-main atau karena bersandiwara.
5. Perbuatan khusunya akhlak yang baik adalah perbuatan yang dilakukan secara ikhlas semata-mata karena Allah swt.

Jadi pembinaan akhlak dapat diartikan sebagai usaha, cara untuk
memperbaharui, mengembangkan dan menyempurnakan budi pekerti, watak dan tabi’at anak melalui kegiatan latihan dan pendidikan yang terprogram dengan baik
dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan konsisten agar anak tersebut
mempunyai akhlak al karimah yang sesuai dengan Alquran dan Alhadis.

Akhlak adalah merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang. Dari sifat yang ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku perbuatan seseorang, seperti sifat sabar, kasih sayang, dan sebaliknya, pemarah, pembenci, dendam, iri dengki dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud dengan akhlak Islam adalah perangkat tata nilai yang bersifat samawi dan azali, yang mewarnai cara berpikir, bersikap dan bertindak seorang muslim terhadap dirinya, terhadap Allah dan Rasul-Nya, terhadap sesamanya dan terhadap lingkungannya.
Samawi berarti akhlak itu bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadits, sedangkan azali berarti bahwa akhlak Islam tersebut bersifat tetap, tidak berubah, walaupun tata nilai atau norma-norma dalam kehidupan bermasyarakat berubah sesuai dengan perubahan masa dan keadaan. Akhlak yang baik dan mulia akan mengantarkan kedudukan seseorang pada posisi yang terhormat dan tinggi.
Akhlak secara umum dapat dibagi menjadi dua yaitu akhlak al-karimah dan akhlak mazmumah. Akhlak al-karimah adalah budi pekerti yang luhur seperti yang telah diteladankan Rasulullah SAW. Sedangkan akhlak mazmumah adalah budi pekerti atau perangai yang tercela.

B.     Ruang Lingkup Akhlak Islam

Akhlak bukanlah sekedar prilaku manusia yang bersifat bawaan lahir,
tetapi merupakan salah satu dari demensi kehidupan seseorang muslim yang
mencakup aqidah, ibadah, akhlak dan syari’ah. Karena itu akhlak ruang
lingkupnya sangat luas, yakni ethos, ethis, moral dan estetika.
Ethos, yang mengatur hubungan seseorang dengan khaliqnya,Al- Ma’bud
bil haq serta kelengkapan Uluhiyandan Rububiyah, seperti terhadap Rasul-kasul Allah, kitab-kitab-Nya dan sebagainya :

1. Ethis, yang mengatur sikap seseorang terhadap dirinya dan terhadap sesamanya dalam kegiatan kehidupan sehari-harinya.
2. Moral, yang mengatur hubungan sesamanya, tetapi yang berlainan jenis dan atau yang menyangkut kehormatan tiap pribadi.
3. Estetika, rasa keindahan yang mendorong seseorang untuk meningkatkan
keadaan dirinya serta lingkungannya, agar lebih indah dan menuju
kesempurnaan.

Dari uraian ditas dalam istilah yang lebih cendrung kepada Islam maka akhlak Islami secara umum dibagi menjadi dua bagian yaitu akhlak kepada Allah dan akhlak kepada makhluk Allah.
Akhlak kepada Allah adalah mencakup seluruh aspek kehidupan muslim baik secara zahir atau bathin, baik prilaku anggota tubuh ataupun prilaku hati dalam hubungan dengan Allah baik dalam shalat dan lainnya.
Sedangkan akhlak kepada makhluk Allah adalah sikap dan tingkah laku yang dipraktekkan dalam hubungan dengan makhluk Allah, baik manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain.

C.     Sumber-sumber Akhlak

Apabila diperhatikan dalam kehidupan umat manusia, akan dijumpai tingkah laku manusia yang bermacam-macam, yang satu berbeda dengan yang lain, bahkan dalam sebuah penelitian, tingkah laku itu berbeda, tergantung pada batasan baik dan buruk suatu masyarakat, atau yang lebih dikenal dengan sebutan norma.
Dengan demikian dapat difahami bahwa akhlak seseorang dalam kehidupan ditentukan oleh norma yang berlaku di dalam masyarakat dimana seseorang itu hidup.
Norma itulah yang menjadi akhlak seseorang. Ahli kemasyarakatan melihat terjadinya norma disebabkan dua hal yakni kebudayaan dan agama. Islam mengajarkan bahwa norma akhlak seseorang ditentukan oleh hidayah (petunjuk) Allah, dalam bentuk ayat-ayat Al-Qur’an dan pelaksanaan atau penerapannya dilakukan oleh Rasulullah SAW sebagai uswatun hasanah (contoh yang baik) kepada masing-masing individu manusia.

D.    Akhlak Seorang Muslim

Seperti telah disinggung ditas bahwa akhlak seorang muslim pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu akhlak kepada Allah sebagai Khaliq dan akhlak kepada makhluk Allah. Sebagai seoarang muslim setiap individu muslim harus bertindak, bertingkah laku dan berakhlak kepada Allah dengan akhlak yang mulia.
Bagaimanakah akhlak yang mulia hubungannya antara manusia sebagai makhluk dengan Allah sebagai Khaliq. Akhlak kepada Allah dapat diemplementasikan dalam bentukprilaku anggota badan yang zhahir dan gerak hati atau bathin yang selalu mengamalkan nilai-nilai yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya melalui Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Dengan menta’ati segala nilai-nilai yang diajarkan itu maka setiap individu muslim dapat dikatakan sebagai muslim yang berakahlak Al-karimah kepada Allah. Seperti melaksanakan kewajiban shalat, puasa dan lain-lain yang bersifat zahir dan ingat selalu kepada Allah yang bersifat bathin dalam hati.
Di antara akhlak kepada Allah adalah ridha terhadap apa yang telah ditaqdirkan-Nya, syukur atas ni’mat-Nya, shabar atas segala ujian-Nya dan ta’at serta ibadat kepada-Nya. Masih banyak lagi nilai-nilai yang termasuk akhlak kepada Allah yang tidak dapat penulis uraikan dalam kesempatan ini.
Akhlak kepada makhluk Allah, adalah sikap atau tingkah laku yang
teremplementasi dalam praktik kehidupan sehari-hari kita terhadap sesama
manusia, kepada binatang, kepada tumbuhan dan lainnya.
Akhlak kepada manusia kalau dijabarkan sangat banyak sekali, di antaranya tolong menolong, tidak menyakiti, tidak mendzalimi terhadap sesama manusia. Sedangkan akhlak kepada binatang dan tumbuhan diantarnya tidak menyakiti dan membunuh binatang melainkan dalam kondisi yang dibenarkan agama, tidak membabat dan menebangi hutan dengan semaunya tanpa mengindahkan kelestariannya, karena semua itu akan menimbulkan bahaya dan bencana bagi manusia itu sendiri.
Seorang muslim dituntut mencontoh apa yang telah Rasulullah praktekkan dalam kehidupan beliau sehari-hari, karena Rasulullah adalah seorang Nabi dan Rasul yang mempunyai akhlak yang sungguh sangat mulia dan patut dicontoh.
Dengan demikian seorang muslim harus berakhlak sebagaimana apa yang telah Allah SWT gariskan dan juga Rasul SAW emplementasikan dalam hidup dan kehidupan beliu sehari-hari. Muslim yang mengikuti Rasulullah SAW itulah muslim yang berakhlakul karimah. Dengan akhlak al-karimah atau mulia seorang akan mendapat derajat yang tinggi disisi Allah SWT dan juga disisi makhluk-Nya, sebaliknya dengan akhlak mazmumah atau tercela seseorang akan rendah derajatnya disisi Allah SWT dan dihadapan makhluk-Nya.

E.      Akhlak Terpuji

Sesungguhnya identitas seseorang dilihat dari segi akhlaknya. Apabila
akhlaknya baik, maka baiklah nama orang tersebut. Begitu juga sebaliknya, kalau akhlaknya buruk, maka buruk pulalah harkat dan martabatnya. Karena itu, memelihara dan memakai akhlak yang baik sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dalam tatanan hidup bermasyarakat dan bernilai ibadah di sisi Allah Swt.
Di antara akhlak terpuji yang harus dipelihara oleh setiap muslim khususnya adalah kejujuran. Kejujuran lebih penting dari kepintaran dan kecerdasan, sebab kejujuran itu akan selalu membawa kepada kebaikan dan kepintaran atau kecerdasan itu terkadang digunakan untuk berbuat kejahatan. 

F.      Ciri Akhlak Terpuji

            Akhlak yang mulia adalah matlamat utama bagi ajaran islam. Ini telah dinyatakan oleh Rasullullah saw dalam hadisnya yang bermaksud, antara lain:

“Sesunguhnya aku diutuskan hanyalah untuk menyempurnakan akhlaq yang miulia ’’.

            Akhlak yang mulia adalah merupakan tanda dan hasil dari iman yang sebenarnya. Tidak ada nilai bagi iman yang tidak disertai oleh akhlak. Sebuah athar menyatakan (antara lain, bermaksud):

“ Bukanlah iman itu hanya dengan cita-cita tetapi iman itu ialah keyakinan yang tertanam didalam hati dan dibuktikan dengan amalan”.


Ciri-ciri akhak yang sewajarnya menghiasi diri seseorang insan supaya ia menjadi seorang muslim yang benar adalah akhlak-akhlak berikut :

1.        Bersifat warak dari melakukan perkara-perkara yang syubhat
2.      Memelihara penglihatan
3.      Memelihara lidah
4.      Bersifat pemalu
5.      Bersifat lembut dan sabar
6.      Bersifat benar dan jujur
7.      Bersifat rendah diri
8.      Menjauhi buruk sangka dan mengumpat
9.      Bersifat pemurah
10.   Qudwah hasanah (suri tauladan yang baik)

BAB III

PENUTUP


Setelah penulis membahas tentang topik akhlak seorang muslim pada bab II tersebut maka penulis daat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1.        Akhlak Islam adalah perangkat tata nilai yang bersifat samawi dan azali, yang mewarnai cara berpikir, bersikap dan bertindak seorang muslim terhadap dirinya, terhadap Allah dan Rasul-Nya, terhadap sesamanya dan terhadap lingkungannya.

2.      Akhlak mencakup aqidah, ibadah, akhlak dan syari’ah. Karena itu akhlak ruang lingkupnya sangat luas, yakni ethos, ethis, moral dan estetika.

3.      Akhlak berdasarkan objeknya pada dasarnya dapat dibagi menjadi akhlak kepada Allah sebagai Khaliq dan akhlak kepada makhluk Allah, seperti sesamam manusia, hewan dan tumbuhan yang termasuk dalam lingkungannya. Sedangkan akhlak menurut baik dan buruknya dapat dibagi menjadi akhlak al-karimah dan akhlak mazmumah.

4.      Seorang muslim dapat dikatakan berakhlak al-karimah jika ia mengikuti praktek yang telah dilakonkan oleh Rasul SAW yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits. Dengan itu seseorang dapat dikatakan berakhlak al-karimah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar